Bersyukur
BESYUKUR SETIAP
SAAT
Namaku :
Ratih Krisnawati
No Pesertaku : XII-072-064
Dari begitu bangun pagi di kamar
lantai atas sampai turun ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan
terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima sampai tujuh kali. Dalam satu
hari? Berapa kali saya berterimaa kasih dan besyukur di dalam hati? Berapa kali
yang saya ucapkan dengan lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50
sampai 100 kali, bisa jadi lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak praktis
kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan
satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima kasih
dan bersyukur, kita selalu mencari sisi
positif dari segala sesuatu. Dengan mencari sisi positif, maka diri kita menjadi
semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam
hitam kelam dan ada hitam setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan
kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa memang benar kita hidup dalam
kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari oleh keyakinan ini, termasuk
persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan
perlu mengucapkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali tersebut?
Sepanjang hayat. Ah, tidak praktis,
mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi bahwa ini mengajarkan untuk
sukses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset (pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering
menjadi atribut orang sukses akan datang dengan sendirinya bagaikan arus
sungai.
Berterima kasih dan bersyukur toh
tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun. Intinya hanya satu,
yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang Anda
sapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam
sekejab, yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang laintanpa ada
rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja
sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang itu.
“Terima kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang lain,
malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati sedikit lebih lembut dari
pada sebelumnya. Ini saja sudah merupakan magnit yang bisa membantu kita semua
dalam memproyeksi diriyang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragu-raguan dan
ke-engganan untuk berterima kasih dan bersyukur dalam skala dan frekuensi luar
biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi personifikasi dari
sukses itu sendiri. Aammiiiin ...
0 komentar:
Posting Komentar